WA Sender Ultimate

PETUNJUK MANUSIA

"KONTROVERSI PENYEBUTAN YAHUDI, DAN NASRANI"

Kitab suci sejatinya suci karena berisikan wahyu atau firman Tuhan Yang Maha Esa [RUHUL QUDUS], dengan demikian dapat dipastikan orang yang berbicara dan berjalan berdasarkan firman Tuhan [RUHUL QUDUS] tersebut tentu akan membuahkan kesucian dan kebersihan jiwa dalam setiap perkataan, gerak langkah serta perbuatannya. Jika ada orang yang berkata dan bertindak dengan mengatas namakan ajaran kitab suci atau TUHAN, tetapi justru menimbulkan kebencian, permusuhan dan perpecahan ditengah-tengah kehidupan umat manusia dapat kita pastikan bahwa, "DIA SEDANG MENGHINA DAN MEMPERMALUKAN TUHAN". Bukankah Tuhan itu, "MAHA PENGASIH DAN MAHA PENYAYANG KEPADA UMAT-NYA ?", Tuhan tidak pernah memaksakan kehendak kepada makhluk-Nya khususnya manusia, karena manusialah yang membutuhkan Dia.

Coba kita cermati firman Tuhan dalam surat Al-Baqarah ayat 256 :

"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui"

Tuhan menyampaikan dan mengajarkan konsep kehidupan yang sesuai dengan fitrahnya manusia melalui para utusannya. Dalam penyampaiannya para utusan melakukannya dengan cara-cara yang baik penuh cinta dan kasih sayang,, bukan dengan cara merendahkan, menghina apalagi memaksakan agar orang menerima konsep yang ditawarkan. Diterima atau tidak merupakan hak prerogatif Tuhan, Tuhanlah yang akan memilih dan membukakan pintu hidayah keimanan kepada orang tersebut, sedangkan para utusan hanyalah mediator Tuhan untuk menyampaikan ayat-ayat-Nya dengan jelas dan terang

Firman Tuhan dalam Al-Qur'an surat Yunus ayat 100 :

"Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya".

Para utusan Tuhan tidak pernah mencontohkan pemaksaan kehendakper dalam penyampaian visi misi atau konsep yang dibawanya. Mereka mengedepankan pendekatan dakwah dengan melakukan dialog yang sifatnya mengajak dengan argumentatif yang bijak, menjelaskan serta menerangkan sejelas-jelasnya. Jika ada yang kontra atau menghujat mereka bersabar, bahkan jika ditentang dan ditolak sekalipun dia konsisten dengan kesabarannya. Para utusan sangat menyadari, "SESUNGGUHNYA YANG MEREKA TENTANG DAN TOLAK TERSEBUT PADA HAKEKATNYA ADALAH TUHAN, BUKANKAH PARA NABI [RASUL] HANYALAH MEDIATOR TUHAN".

Firman Tuhan dalam Al-Qur'an dalam surat Fuşşilat ayat 34-35 :

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar".

Tujuan utama dakwah para utusan Tuhan mengembalikan " KEMURNIAN AKIDAH UMAT" agar betul-betul hanya menjadikan Tuhan sebagai pengatur, pembimbing, pelindung serta tujuan pengabdiannya. Dalau bahasa yang yaitu, "MENGEMBALIKAN KETAUHIDAN UMAT SEMATA-MATA HANYA MENCINTAI TUHAN SAJA".

"CINTAILAH TUHANMU DENGAN SEPENUH HATI, JIWA SERTA AKAL BUDIMU, DAN CINTAILAH SESAMU SEPERTI KAMU MENCINTAI DIRIMU SENDIRI, Inilah, " HAKEKAT HUKUM KASIH YANG TUHAN AJARKAN KEPADA PARA UTUSAN-NYA MULAI DARI ADAM SAMPAI KEPADA MUHAMMAD". [LAA ILAHAILLALLAH/HABLUN MINALLAH DAN HABLUN MINANNAS]

MEMAKNAI DAN MEMAHAMI FIRMAN TUHAN

Mari kita cermati Al-Qur'an surat Al-Wāqi`ah ayat 77-79 :

"Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan"

Al-Qur'an dan kitab-kitab Tuhan lainnya tentu bacaan yang sangat mulia dan semua isi atau ayat-ayatnya sudah barang tentu kemurniannya dijaga oleh Tuhan, jika ditemukan ayat yang seolah bertentangan jangan terburu-buru menyimpulkannya karena pemikiran subjektif kitalah yang harus diluruskan. Sedangkan orang yang bisa memahami [Menyentuhnya] isi [RUH-NYA/RUHUL QUDUS] adalah orang-orang yang terpilih atau dipilih oleh Tuhan [Tidak diobral begitu saja]. Tidak ada jaminan bagi seseorang untuk memahami kandungan atau isi kitab suci [RUH/RUHUL QUDUS] walaupun dia lulusan perguruan tinggi ternama sekalipun, baik didalam negeri maupun lulusan luar negeri dengan seabrek gelar, "TERKECUALI TUHAN MEMILIH DIA DAN MEMBUKAKAN HIDAYAH PEMAHAMAN BAGINYA". Sebagai makhluk yang lemah dan banyak keterbatasan tentu kita harus membuka diri dan membuang kesombongan serta pemahaman lama yang penuh dengan doktrin yang sudah ditanamkan sejak bertahun-tahun lamanya. Kita sering mendengar kata-kata sirik, pemahaman inilah yang menghalangi kita untuk menangkap makna yang tersurat maupun yang tersirat dari kitab suci, "KEMUSYRIKAN ATAU MENDUAKAN KETAATAN DALAM WAKTU BERSAMAAN" inilah essensi dari kemusyrikan.

Bagaimana jika ada tafsir ayat seolah bertentangan antara ayat yang satu dengan ayat yang lainnya ?", jawabannya  sederhana sekali,, "MAKA HILANGLAH KESUCIAN DARI KITAB TERSEBUT". Hal ini tidak mungkin terjadi alias mustahil bagi Tuhan, "KEBENARAN YANG BERSUMBER DARI TUHAN TENTU PASTI BENAR DAN TIDAK MUNGKIN BERTENTANGAN".

"DIKATAKAN KITAB SUCI KARENA TIDAK ADA KONTRADIKSI ATAU PERTENTANGAN DIDALAMNYA".

Berbeda halnya dengan kitab buatan atau karya manusia yang bersifat sangat subjektif, "BENAR MENURUT HAWA NAFSU ATAU KEPENTINGANNYA MASING-MASING". Terus bagaimana dengan maraknya berbagai kejadian serta perilaku sebagian saudara kita yang berbuat tidak terpuji dengan membawa-bawa dan mengatas namakan Kitab Suci dan [Tuhan] ? Silahkan dijawab sendiri berdasarkan ajaran yang suci. Yang pasti "TUHAN TIDAK BERLAKU DISKRIMINATIF KEPADA SEGENAP UMAT-NYA, DIA MAHA ADIL DAN TIDAK SEDIKITPUN BERLAKU ZOLIM KEPADA MAHKLUK-NYA".

KITAB SUCI SEBAGAI PETUNJUK

Tuhan sebagai Rajanya manusia membekali kita dengan sebuah petunjuk agar tidak tersesat jalan dalam melakukan pengabdian kepada Dia, yaitu kitab suci. Tidak cukup sampai disitu saja, agar kita tidak salah atau keliru dalam mengimplementasikan ayat-auat-Nya Dia sertakan dengan para utusan-Nya untuk mencontohkan pelaksanaan ayat-ayat yang ada dalam kitab tersebut. Walaupun para utusan berasal dari kaum atau bangsa tertentu bukan berarti mereka khusus diutus hanya untuk bangsa tersebut saja, akan tetapi pada dasarnya mereka diutus untuk segenap umat manusia didunia. Begitu juga halnya dengan kitab suci, walaupun ditulis dengan bahasa sebuah bangsa bukan berarti kitab itu diperuntukan khusus hanya untuk bangsanya saja. Dengan demikian tidak boleh ada orang, golongan atau bangsa tertentu mengklaim atau mengatakan bahwa kitab suci hanya milik golongan dia atau bangsa dia saja. Bukankah kitab suci itu Tuhan yang punya dan diperuntukkan bagi seluruh umat manusia ?. "JIKA ADA ORANG ATAU GOLONGAN TERTENTU MELAKUKAN HAL ITU, SAMA SAJA DIA MENGKERDILKAN KEKUASAAN TUHAN SEBAGAI RAJA ALAM SEMESTA".

Sejatinya berdasarkan sebuah petunjuk seharusnya kita menjadi paham dan mengerti kemana kita mesti melangkah dan berjalan, apa yang harus kita perbuat dan lakukan, untuk apa Tuhan menciptakan kita..?.

Kitab suci laksana sebuah lentera penerang atau panduan hidup, "MANUAL BOOK DALAM KEHIDUPAN UMAT MANUSIA". Sebagai contoh, tatkala kita membeli sebuah barang elektronik biasanya dilengkapi dengan buku panduannya [Petunjuk] yang menjelaskan secara detail dan rinci tentang barang tersebut. Contoh lainnya, seorang ibu ingin membuat masakan seperti temannya, dia minta sang teman membuatkan menu serta cara memasaknya. Jika sang ibu mengikuti dengan seksama panduan tersebut tentu hasilnya pasti sama dengan masakan temannya bukan ?

Begitu juga halnya dengan kitab suci, jika kita ilustrasikan dengan sebuah drama atau film. Sutradaranya adalah Tuhan, Skenarionya kitab suci itu sendiri, panggungnya bumi atau alam semesta ini, dan pelaku atau pemainnya adalah kita-kita manusia ini. Ada banyak pilihan peran dalam kitab suci dan Tuhan menyerahkannya kepada kita mau mengambil peran yang mana, terserah ?. Tapi yang jelas tidak ada seorang manusiapun yang luput atau dapat menghindar dari skenario tersebut karena disamping sutradaranya, "TUHAN SEKALIGUS RAJA, DIALAH PENGUASA TUNGGAL DIALAM INI, SEMUA DALAM GENGGAMAN-NYA, JANGANKAN JALAN HIDUP MANUSIA, SELEMBAR DAUN YANG JATUH DALAM KEGELAPAN BUMI SEKALIPUN SUDAH DIA TETAPKAN". Semua manusia mendapat perannya masing-masing, mau menjadi seorang, "MUKMIN [JALANNYA PARA UTUSAN TUHABN], KAFIR, MUNAFIK, IBLIS [SYAITON], FASIK, ZALIM, SYIRIK, DLL", silahkan pilih sendiri peran yang paling disukai.

Para Utusan Tuhan mulai dari Adam-Muhammad sudah melakoni skenario kitab suci ini dan hasilnya atau ujung dari perjuangan mereka, "TEGAKNYA KERAJAAN TUHAN SECARA NYATA DIBUMI". Jika kita mengulangi dengan mencontoh perjuangan mereka sudah barang tentu hasilnya sama dengan yang mereka peroleh.

Sebagai orang yang mengaku mukmin, [Kita Baru sebatas mengaku mukmin], sudah barang tentu kita akan mengambil peran [tokoh] yang kita idolakan, "YAITU PERAN YANG DIMAINKAN OLEH PARA UTUSAN TUHAN"

SEKELUMIT KISAH MUHAMMAD

Diawal menerima misi Kenabiannya Muhammad sempat berada dalam keragu-raguan apakah benar Tuhan telah memilihnya menjadi Nabi sekaligus Rasul. Beliau sangat paham sekali dengan beban berat yang harus dipikul untuk membimbing dan menyelamatkan umat manusia untuk kembali kesistim hidup yang Tuhan perintahkan. Terbayang oleh beliau bagaimana Abraham [Ibrahim], Musa dan Isa mengalami ujian dan tantangan yang sangat hebat dari bangsanya sendiri, mereka sampai terusir dari kampung halamannya. Semua kekalutan dan keraguan ini beliau utarakan kepada istrinya Siti Khadijah. Sebagai istri solihah sudah barang tentu beliau memberi dorongan dan meyakinkan Muhammad untuk tidak ragu bahwa, "DARI TANDA-TANDA DAN NUBUATAN YANG ADA DALAM INJIL BENAR TUHAN SUDAH MEMILIH DIA SEBAGAI NABI [RASUL]".

Atas keragu-raguan Muhammad inilah kemudian Tuhan perkuat dengan turunnya wahyu Tuhan dalam surat Yunus ayat 94 :

"Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu. Sesungguhnya telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu".

Siti Khadijah kemudian mengantarkan suaminya Muhammad untuk menemui sepupunya seorang "PENDETA NASRANI" yang sangat memahami ajaran "INJIL" bernama "WAROQAH BIN NAUFAL". Dari Waroqoh Rasulullah Muhammad banyak belajar tentang perjuangan nabi-nabi terdahulu sebelum beliau, bahkan Waroqah menyampaikan kesiapannya untuk mendukung perjuangan Muhammad, tapi sayang karena usianya yang sudah lanjut beliau keburu meninggal.

Tatkala konsep yang Muhammad tawarkan kepada bangsanya sebagai solusi jalan keluar terhadap berbagai permasalahan yang mendera bangsanya ditolak habis-habisan, bahkan justru mendapat perlakuan tidak manusiawi dari bangsanya sendiri. Berbagai bentuk hinaan, penzaliman, pengusiran pengikutnya, ancaman pembunuhan, dll. Sampailah beliau kepada kesimpulan bahwa bangsanya [Musyrik Mekah] sudah tidak bisa diselamatkan lagi, beliau berada dalam kondisi terjepit, kaum mana dan siapa yang siap menerima dan menolong beliau beserta para pengikutnya. Kemudian datanglah dukungan dan jaminan perlindungan dari orang-orang Madinah, mereka menemui Muhammad secara diam-diam bertepatan pada pelaksanaan ibadah haji di Mekah. Sebelumnya sebagian dari mereka sudah mengikrarkan persaksian dan janjinya kepada Rasulullah Muhammad yang kita kenal dengan "PERJANJIAN BAITUL AQOBAH". Kemudian mereka mengajak dan menawarkan kepada Muhammad beserta pengikutnya untuk "HIJRAH" ke Madinah. Mereka inilah kemudian yang kita kenal dengan "KAUM ANSHAR [PENOLONG]", sedangkan kaum mukmin yang hijrah dari Mekah disebut dengan "KAUM MUHAJIRIN". Ada lima suku utama yang berdiam di Madinah saat itu, yaitu tiga suku Yahudi : Nadir, Qoinuka dan Khuraizoh, dua suku lagi beragama Nasrani yaitu : Aus dan Khazraj. Dua suku Nasrani inilah kemudian yang menjadi eksponen utama dari kaum "ANSHAR". Hal ini kemudian dikisahkan dalam Al-Qur'an surat Al-Ma'idah ayat 82 :

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri".

Kaum Yahudi pada awalnya turut mendukung perjuangan Rasulullah, akan tetapi dalam perjalanan kemudian mereka sering berkhianat dan menusuk Rasulullah dari belakang disaat-saat yang sangat kritis. Hal inilah yang sering diingatkan Tuhan kepada kaum mukmin untuk berhati-hati dan waspada terhadap kaum Yahudi karena sifat negatif yang melekat kepada mereka. Diantara sifat atau karakter jelek kaum Yahudi merasa paling unggul dan derajatnya melebihi suku-suku lain, merasa yang paling berhak sebagai pewaris perjanjian antara Abraham dengan Tuhan, merasa menjadi umat pilihan dan yang paling disayangi Tuhan, suka berkhianat dan sombong, menzalimi suku lain bagi mereka tidak berdosa karena derajatnya sama dengan binatang, merasa paling benar sendiri sedangkan suku lain bodoh [Kafir], dll. Jadi kewaspadaan terhadap kaum Yahudi lebih kepada sifat atau karakter buruk sebagian dari mereka, bukan terhadap suku bangsanya. Hal ini untuk menjawab tudingan seolah-olah suku atau kaum Yahudi secara permanen harus dimusuhi dan mereka tidak berhak mendapat kasih sayang Tuhan, jika ada pemahaman yang demikian jelas hal ini tidak benar. Tuhan Yang Maha Kasih dan Maha Sayang memperlakukan umatnya secara adil dan bijak, Dia tidak sedikitpun menzolimi dan berlaku diskriminatif kepada semua umat-Nya, semua diberi kesempatan yang sama. Makanya dikatakan, "MANUSIA YANG PALING MULIA DIMATA TUHAN ADALAH MANUSIA YANG PALING BANYAK MENDATANGKAN MAMFAAT BAGI SESAMANYA".

Mari kita cerdasi Firman Tuhan dalam surat Al-Baqarah ayat 62 :

"Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Sangat jelas dan tegas Tuhan memperlakukan umat-Nya sama tanpa "DISKRIMINASI SARA". Ada saudara kita yang tidak disebutkan secara khusus bertanya, "KENAPA UMAT HINDU, BUDHA, KONG HU CU, SINTO, DLL TIDAK DISEBUT DALAM AL-QUR'AN..?". Jawabannya sudah terakomodasi pada kata "SABIIN PADA AYAT DIATAS", jadi saudara-saudara kita yang tidak tersebut tidak usah bersedih serta berkecil hati dengan hal itu. Sejarah perjalanan umat manusia ini tentu tidak akan cukup ditulis dalam sebuah kitab saking tidak terbilangnya. Bagi orang beriman tentu dia sangat paham akan hal itu. Apa nama kitab suci dizamannya Adam..?. Yang pasti tentu ada kitabnya, terus bagaimana kita menjawab pertanyaan nakal tersebut. Biarlah kitab suci yang menjawabnya, mari kita buka surat Lukman ayat 27 :

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".

Sebagai penutup dari ulasan ini dapat kita tarik sedikit kesimpulan menyangkut "MENYIKAPI PENYEBUTAN YAHUDI DAN NASRANI" :
~. Pesan yang Tuhan sampaikan agar orang yang mengaku muslim agar berhati-hati terhadap kaum Yahudi dan Nasrani lebih kepada sikap atau perilaku negatifnya, bukan ditujukan kepada mereka secara jeneral semuanya.
~. Pada dasarnya sifat-sifat negatif kaum Yahudi sebagaimana digambarkan diatas juga dimiliki secara umum oleh semua kaum atau suku manapun di Bumi ini [EQUAL, KITA SAMA BURUK ATAU BAIKNYA].
~. Kata-kata kafir, musyrik, zalim, munafik, fasik, dll adalah sebutan umum dan ditujukan kepada siapa saja tampa memandang suku bangsa dan agamanya.

SEMOGA TUHAN MENOLONG DAN MEMBUKAKAN PINTU HIDAYAHNYA UNTUK KITA SEMUA...... AMIN.

Belum ada Komentar untuk "PETUNJUK MANUSIA"

Posting Komentar

CARA MUDAH BISNIS ONLINE

Tuyul Online

BISNIS ANAK MUDA

20rb

CARA MUDAH BISNIS ONLINE

Tuyul Online

BISNIS ANAK MUDA

20rb